JAKARTA- Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO) Cabang Kalimantan Timur bekerja sama dengan Indonesian Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Cabang Samarinda, BKI Cabang Jawa Timur dan Itspro Inti Nusa serta didukung oleh DPP IPERINDO melaksanakan seminar di Samarinda, Kalimantan Timur.
Seminar dengan tema Sosialisasi Pedoman Tarif IPERINDO & Revolusi Maritim tersebut diselenggarakan di Hotel Mercure, Samarinda pada Rabu, 11 November 2020. Acara dibuka secara resmi oleh Ketua IPERINDO Eddy Kurniawan Logam.
Dalam sambutannya, Eddy Kurniawan Logam mengatakan mulai hari ini harus ada usaha bersama agar industri maritim Indonesia dapat terus bertumbuh dengan sehat.
Menurut dia, industri maritim Indonesia tidak bisa hanya sekadar bertubuh tapi babak belur, gali lubang tutup lubang dengan siklus negatif.
“Saya rasa jika suatu industri bertumbuh dengan sehat dan marjin yang cukup, maka akan ada perbaikan dan inovasi-inovasi yang akan dilakukan,” katanya.
Dia menjelaskan, dengan marjin yang cukup, maka perusahaan galangan akan dapat memberikan jasa terbaik, pelayanan terbaik dan waktu docking tercepat terbaik.
“Kalau bisa kita bersama-sama bersepakat, kita tidak perlu banding-bandingkan biaya docking karena banyak kapal di luar sana yang bisa digarap bersama,” tegasnya.
Menurut dia, daripada docking sebanyak 10 unit kapal dengan madjin hanya satu persen hingga dua persen, belum lagi waktu pembayaran yang berlarut-larut, lebih baik docking sebanyak empat kapal dengan marjin terbaik. “Jika bisa kita lakukan, industri kita dalam jangka panjang akan lebih baik,” tegasnya.
Pada seminar tersebut, dari IPERINDO hadir sebagai pembicara adalah Anita Puji Utami, Wakil Ketua IPERINDO dengan bahasan Tarif Docking Usulan IPERINDO. (Aj)