Cirebon-PT Dok Bahari Nusantara (DBN), Jum’at, 4 September 2020, pukul 10.00 melaksanakan seremoni Peletakan Lunas Pembangunan Kapal Ferry Roro Penyeberangan 500 GT (Gross Tonnage) milik Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan.
Kapal tersebut rencananya akan dioperasikan di lintas penyeberangan Bombana – Tandjung Phising, Sulawesi Tenggara. Dalam sambutannya, Sophan Sophiaan, Direktur Utama DBN mengatakan suatu hal yang luar biasa dimana saat galangan nyaris tidak ada order pembangunan kapal baru, Ditjen Perhubungan Darat masih berupaya melakukan pembinaan terhadap industri kapal.
“Pada saat saat seperti ini, dimana hampir hampir tidak ada order, akan tetapi Ditjen Perhubunga Darat Kemenhub masih melaksanakan proyek pembangunan kapal baru, adalah suatu hal yang luar biasa. Kami sangat berterima kasih diberikan kepercayaan untuk membangun kapal ini,” katanya
Dia menjelaskan sejak mendapatkan kontrak dan proyek dimulai, sampai dengan pelaksanaan Peletakan Lunas, progres proyek telah melampaui jadwal penyelesaian sebesar 5%. Diharapkan Kapal dapat terselesaikan tepat waktu dengan kualitas yang baik.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan mempunyai harapan besar untuk kapal penyeberangan ini, sehingga DBN sebagai pembangun diharapkan dapat memaksimalkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan fasilitas yang ada.
“Pada akhirnya, dapat menyelesaikan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan spesifikasi kapal dan waktu yang telah ditetapkan di dalam kontrak, sehingga dapat segera dimanfaatkan secara optimal,” katanya.
Pembangunan kapal ini, menurut Dirjen Budi, adalah salah satu kegiatan yang dilakukan untuk menunjang aksesibilitas dan konektivitas kondisi geografis Indonesia yang berbentuk negara kepulauan. “Termasuk salah satunya adalah di gugusan pulau-pulau di Sulawesi Tenggara yang dihubungkan oleh laut.”
“Dengan dibangunnya Kapal Penyeberangan ini diharapkan dapat memperlancar transportasi dan konektivitas serta aksesibilitas bagi distribusi orang, kendaraan, dan barang di Provinsi Sulawesi Tenggara, khususnya di lintas Bombana-Tanjung Phising, sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, ”
Kapal Roro 500 GT itu sendiri mempunyai ukuran utama, panjang keseluruhan LOA (length over all) 46,80 meter, panjang antara garis tegak LBP (length between perpendicular) 41,56 meter, lebar modul 12 meter, tinggi modul 3,70 meter, sarat air 2,80 meter, kecepatan 13 knot, tenaga mesin induk 2 x 662 Kw Heavy Duty 1800 rpm, dan tenaga mesin bantu 2 x 80/100 e Kw/Kva.
Ketua Bidang Kerja Sama dan Promosi Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Azis Muhammad yang hadir pada acara tersebut mengharapkan agar kementerian dan BUMN atau swasta mempercayakan pembangunan kapalnya kepada galangan dalam negeri.
“Semoga Kementerian-kementerian yang lain, juga BUMN yang mengoperasikan kapal bisa segera menjalankan proyek proyek pembangunan kapal baru, sehingga Industri Perkapalan di Indonesia bisa bangkit dan semakin maju,” kata Azis. (Red/AM).